Bacajuga: Dibawah ini merupakan 6 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi: 1. Sumber Daya Manusia. Untuk menentukan hal yang paling penting dari pertumbuhan ekonomi di suatu negara ialah dengan memperhitungkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang tersedia secara langsung untuk dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. Mulai dari sumber daya alam, sumber daya manusia, sampai kemajuan teknologi berperan besar dalam merangsang pertumbuhan ekonomi. Indikator pertumbuhan ekonomi ini selalu dijadikan target utama bagi tiap pemerintahan di suatu negara demi memastikan bahwa negaranya bergerak ke arah yang maju dan lebih baik. Jika pertumbuhan ekonomi merosot, tentu mereka harus berpikir keras bagaimana mengembalikannya. Mengetahui angka pertumbuhan ekonomi juga sangat penting untuk menentukan arah kebijakan dan strategi ke depannya. Lantas apa sih yang dimaksud dengan pertumbuhan ekonomi dan apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi? Apa itu pertumbuhan ekonomi? Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah proses perubahan kondisi ekonomi suatu negara secara berkesinambungan, menuju ke keadaan yang lebih baik dalam jangka waktu tertentu. Pertumbuhan ekonomi ini bisa terjadi akibat beberapa faktor, di antaranya lewat kualitas sumber daya alam dan sumber daya manusia. Pertumbuhan ekonomi suatu negara bisa dilihat dari beberapa tanda-tanda, seperti meningkatnya produktivitas barang jasa dan meningkatnya pendapatan negara. Sementara indikator pertumbuhan ekonomi bisa dilihat dari Produk Domestik Bruto PDB. Bagaimana cara menghitung pertumbuhan ekonomi suatu negara? Sebelum membahas tentang faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, penting untuk mengetahui bagaimana sih cara mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pertumbuhan tersebut bisa dilihat dari pergerakan PDB dari tahun ke tahun. PDB merupakan nilai pasar dari barang dan jasa yang diproduksi suatu negara dalam satu periode, biasanya satu tahun. Data tentang PDB ini selalu diumbar oleh pemerintah ke masyarakat melalui situs resmi atau media massa. Lalu bagaimana cara mengukur pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan PDB? Keterangan, R= Pertumbuhan Ekonomi PDBrt= Produk Domestik Bruto tahun tertentu PDBrt-1= Produk Domestik Bruto tahun sebelumnya Dengan rumus tersebut, kamu bisa mengetahui berapa persen pertumbuhan ekonomi suatu negara. Lantas, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi? sumber daya alam termasuk faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara ada yang dari dalam atau internal dan ada juga yang dari luar atau eksternal. Meningkatkan kualitas dan kuantitas faktor-faktor ini bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara efektif. Setidaknya ada lima faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1. Sumber daya alam Pertumbuhan ekonomi bisa menunjukkan sisi positifnya bila suatu negara memiliki sumber daya alam yang memadai dan dibutuhkan oleh banyak negara. Indonesia sendiri memiliki banyak sumber daya alam yang bermanfaat, seperti misalnya mulai dari gas, minyak, timah, dan lain-lain. Total kekayaan sumber daya alam di Indonesia sendiri diperkirakan mencapai lebih dari Rp 200 ribu triliun! Asalkan mampu menjaga keseimbangan antara ketersediaan dan permintaan sumber daya alam, pertumbuhan ekonomi suatu negara akan bergerak positif. 2. Infrastruktur Pemerintahan Jokowi di periode 2014-2019 kemarin sangat mementingkan pembangunan infrastruktur. Jalan tol, pelabuhan, sampai bandara baru dibangun guna menunjang aktivitas kegiatan ekonomi. Semakin bagus infrastrukturnya, maka semakin rendah biaya produksi yang akan dikeluarkan oleh sektor industri. Misalnya dengan adanya Tol Jawa yang membentang dari ujung Jawa Barat sampai Jawa Timur telah membantu mempercepat sektor industri dalam proses pendistribusian barang. 3. Sumber daya manusia Bukan cuma sumber daya alam saja, sumber daya manusia juga menjadi faktor penentu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Negara bisa menggenjot peningkatan kualitas sumber daya manusia agar lebih terampil dan terlatih. Kualitas sumber daya manusia yang terampil dan terlatih akan berguna untuk mendongkrak produktivitas bisnis. Jika banyak bisnis berkembang, tentu pertumbuhan ekonomi juga akan terdongkrak. 4. Teknologi Sekarang zaman sudah semakin canggih, teknologi pun menjelma menjadi faktor yang menentukan bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan kehadiran teknologi, sektor industri menjadi lebih mudah untuk meningkatkan produktivitas mereka, bahkan ketika tenaga kerjanya tak memadai. 5. Hukum dan kebijakan Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi selanjutnya tentu saja hukum dan kebijakan suatu negara. Contohnya. pertumbuhan ekonomi bisa bergerak positif bila didukung dengan kebijakan yang ramah industri. Faktor apa saja yang menghambat pertumbuhan ekonomi? Sementara itu, ada beberapa faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi itu melambat. Apa saja? 1. Rendahnya akses kesehatan dan pendidikan Di Indonesia sendiri, masih banyak kelompok masyarakat yang sulit mendapatkan akses kesehatan dan pendidikan yang memadai. Padahal kesehatan dan pendidikan salah satu faktor yang bisa meningkatkan produktivitas masyarakat. Oleh sebabnya, kelompok ini sangat sulit untuk bekerja lebih produktif, karena keterbatasan akses tersebut. Pemerintah sendiri telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memberikan fasilitas kesehatan dan pendidikan yang adil bagi semua orang, salah satunya lewat BPJS Kesehatan dan Bantuan Operasional Sekolah. 2. Kurangnya infrastruktur yang diperlukan Inilah salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di daerah di Indonesia mengalami ketimpangan. Sebut saja, Jawa lebih maju ketimbang daerah Indonesia Timur, karena Jawa merupakan pusat pemerintahan dan memiliki infrastruktur yang memadai. Sementara di Timur sana, infrastruktur baru mulai dikebut beberapa tahun belakangan ini. Padahal sumber daya alam di sana sangatlah melimpah dan bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menggejot pertumbuhan ekonomi Indonesia. 3. Tidak adanya kepastian investasi Investasi bisa membantu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tapi sayangnya, investor ogah mengalokasikan asetnya ke negara yang tidak bisa memberikan keuntungan di masa depan bagi mereka. 4. Kondisi politik yang tidak stabil Kondisi politik yang tidak stabil juga menimbulkan ketakutan bagi para investor. Contohnya seperti pertarungan politik antara oposisi dan koalisi yang terjadi secara terus-menerus bisa menimbulkan ketidakpastian iklim investasi. 5. Korupsi Korupsi apalagi yang melibatkan keuangan negara jelas sangat menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Maraknya kasus korupsi juga membuat iklim investasi menjadi tidak stabil. Apa bedanya pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi? Selain pertumbuhan ekonomi, mungkin kamu juga mendengar kata pembangunan ekonomi. Kedua hal ini ternyata tidaklah sama. Pertumbuhan EkonomiPembangunan EkonomiLingkup pertumbuhan ekonomi lebih sempit. Biasanya dilihat dari PDB tahunanSementara konsep pembangunan ekonomi jauh lebih luas, tidak hanya melihat dari PDB, tetapi juga dari standar hidup masyarakatnyaPertumbuhan ekonomi berfokus pada pendapatan negara sajaPembangunan ekonomi tidak hanya melihat dari pendapatan negara, tetapi juga peningkatan pendapatan dan kualitas hidup masyarakatnyaDilihat dalam jangka waktu singkat, biasanya per tahunDilihat dalam jangka waktu yang lamaDiukur secara kuantitatif dari PDBDiukur secara kuantitatif dan kualitatif dengan indeks pembangunan manusia Bagaimana cara agar sebuah negara bisa mendorong pertumbuhan ekonomi? Jika sebuah negara memiliki banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi seperti yang disebutkan di atas, pertumbuhan ekonomi bukanlah perkara yang sulit untuk diraih. Tapi bagaimana jika faktor-faktor tersebut terbatas, negara tersebut harus berpikir secara cerdas untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengeluarkan kebijakan fiskal yang masif. Apa saja? Bisa dengan pemotongan pajak, atau justru menghamburkan lebih banyak uang untuk memberikan subsidi. Dengan cara itu akan memberikan keleluasaan kepada sektor industri maupun masyarakat untuk lebih produktif lagi. Tapi sayangnya kebijakan ini tidak bisa dilakukan terus-terusan, khawatirnya justru akan membuat negara merugi, dan pertumbuhan ekonomi malah merosot. Bank Sentral setiap negara juga bisa membantu merangsang pertumbuhan ekonomi dengan kebijakan moneter mereka, seperti mengedarkan lebih banyak uang dan menurunkan suku bunga. Intinya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi bukan hanya sebatas barang dan jasa saja, melainkan juga hukum dan kebijakan.
Masalahkepadatan penduduk inilah yang menjadi awal kesulitan Jepang dan menjadi faktor yang cukup penting dalam kerangka imperialisme Jepang di Asia. 2. Retriksi (pembatasan) Imigrasi Bangsa Jepang. Sejarah emigrasi bangsa Jepang dimulai pda tahun 1868 dengan keberangkatan kapal yang memuat para pemukim Jepang yang pertama ke Hawaii.
Pada ulasan kali ini, kita akan mempelajari perkembangan perekonomian Jepang, salah satu negara maju di Benua Asia yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar ketiga di dunia, serta didukung oleh kemampuan’nya dalam bidang teknologi modern. Jepang The State of Japan atau Nihon-koku merupakan salah satu negara kepulauan yang terletak di kawasan timur Asia, dengan luas wilayah sebesar km2. Negara ini berbentuk kekaisaran constitutional monarchy, dipimpin oleh seorang kaisar emperor, dengan pemerintahan dikepalai oleh seorang perdana menteri. Data Bank Dunia menyebut bahwa total populasi penduduk Jepang sampai dengan akhir 2016 diperkirakan mencapai juta jiwa. Dari sisi ekonomi, capaian Gross Domestic Product GDP US$ current based Jepang pada 2016 mencapai US$ triliun, dan GDP per kapita sebesar US$ 38,000 Adapun perkembangan perekonomian Jepang bisa dibagi menjadi beberapa periodisasi. Era Pasca Perang Dunia Kedua 1945-1949. Usai perang dunia kedua, perekonomian Jepang mengalami kemerosotan tajam. Kekalahan perang telah membawa dampak negatif, dari kerugian finansial hingga hilangnya nyawa. Akibat dari kerugian itu tercermin dari angka inflasi yang meroket hingga lebih dari 100%, terjadinya kelangkaan produk konsumsi, serta produktivitas ekonomi yang sangat rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Jepang melakukan beberapa regulasi, antara lain berupa pengawasan langsung terhadap aktivitas produksi, pemantauan terhadap stabilitas harga, serta pemberian subsidi untuk menggerakkan sektor riil. Selain itu, pencetakan uang baru juga dilakukan untuk mendorong transaksi perdagangan pasca perang. Bisa dikatakan bahwa periode ini merupakan era kekacauan chaos dalam perekonomian Jepang Ohno, Kenichi, The Economic Development of Japan The Path Traveled by Japan as a Developing Country, GRIPS Development Forum, 2016. Pada Maret 1949, pemerintah Jepang menerapkan kebijakan ekonomi yang disebut dengan Dodge Line. Kebijakan ini diperkenalkan oleh seorang ekonom asal Amerika Serikat, Joseph Morrell Dodge, yang ditujukan untuk menjaga stabilitas perekonomian Jepang. Kebijakan tersebut antara lain berupa penyeimbangan anggaran negara untuk mengurangi defisit, pelaksanaan kewajiban perpajakan yang lebih efisien, pengurangan intervensi pemerintah terhadap aktivitas perekonomian, penghentian pinjaman yang tidak tepat sasaran, serta pematokan nilai tukar mata uang Yen Jepang ¥ terhadap US$ diangka ¥ 360 US$ 1 = ¥ 360. Era Pertumbuhan Ekonomi Tinggi 1950’an sampai dengan awal 1970’an. Periode 1950’an hingga awal 1970’an merupakan periode emas perekonomian Jepang, dimana angka pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun mencapai lebih dari 10%. Pada era ini, perekonomian Jepang dikenal dengan istilah miracle economy’. Setelah pelaksanaan Dodge Line, pemerintah Jepang terus melakukan reformasi dan restrukturisasi di berbagai sektor diantaranya sektor industri dan pertanian, peningkatan taraf hidup dan hak-hak tenaga kerja, penerapan kebijakan ekonomi yang ekspansif, serta pengembangan teknologi dan industrialisasi untuk menggenjot produktivitas perekonomian Yoshioka, Shinji, and Hirofumi Kawasaki, Japan’s High-Growth Postwar Period The Role of Economic Plans, Economic and Social Research Institute Note No. 27, August 2016. Perkembangan ekonomi Jepang yang didukung oleh kemajuan teknologi dan industrialisasi telah diulas tersendiri dalam artikel Perkembangan Teknologi dan Industrialisasi di Jepang. Era Oil Shock, Economic Booming, dan Bubble Economy 1970’an hingga akhir 1980’an. Pada masa 1970’an hingga menjelang akhir 1980’an, perekonomian Jepang mengalami dinamika akibat faktor domestik dan international. Diawali pada 1971, saat pemerintah Jepang mendevaluasi mata uang ¥ terhadap US$, dari ¥ 360 per US$ US$ 1 = ¥ 360 yang sudah bertahan selama lebih dari 20 tahun, menjadi ¥ 308 per US$ 1 US$ 1 = ¥ 308. Upaya tersebut dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri. Selang dua tahun kemudian, pada awal 1973, pemerintah Jepang mengadopsi sistem nilai tukar mata uang mengambang floating exchange-rate system. Namun demikian di akhir 1973, the Organization of the Petroleum Exporting Countries OPEC memutuskan untuk menaikkan harga minyak mentah, dari semula US$ 2 per barrel menjadi US$ 11, serta mengurangi kuota ekspor minyak untuk negara-negara industri sebanyak 10%. Keputusan ini menyebabkan munculnya ekonomi biaya tinggi high-cost economy di Jepang, karena negara tersebut banyak bergantung pada persediaan minyak mentah untuk melakukan pembangunan ekonomi; tercatat lebih dari 90% aktivitas perekonomian Jepang saat itu mengkonsumsi minyak sebagai bahan bakar energy consuming. Dampak dari kejadian tersebut tercermin pada pertumbuhan ekonomi Jepang di 1974 yang menunjukkan angka negatif. Untuk menanggulangi dampak tersebut, pada 1978 pemerintah Jepang mulai menerapkan industri yang berpola energy saving untuk menghemat pengeluaran bahan bakar. Upaya ini mampu menjaga angka inflasi tetap stabil, sambil tetap meningkatkan produktivitas perekonomian. Sementara akibat ketegangan di kawasan Timur-Tengah terjadinya Revolusi Iran hingga Perang Teluk pada 1979, harga minyak mentah dunia kembali naik menjadi US$ 30 per barrel. Akan tetapi inovasi Jepang dalam menerapkan industri yang menghemat bahan bakar mampu meredam pengaruh negatif kejadian itu pada perekonomian domestik. Selanjutnya di awal 1980’an, perekonomian Jepang mengalami kemajuan pesat booming economy, ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan konsumsi rumahtangga household consumption, tingginya laba sektor swasta, semakin banyaknya tenaga kerja terdidik dan terampil educated and skilled labor, stabil'nya situasi politik dalam negeri, meningkatnya investasi di sektor industri, serta semakin besarnya peran teknologi dan inovasi dalam perekonomian. Akan tetapi capaian-capaian diatas membuat aktivitas ekonomi menjadi kurang terkontrol, sebagai misal sektor perbankan yang terlalu mudah memberikan kredit terutama di sektor properti. Sebagai catatan, pinjaman dengan agunan berupa aset properti diberikan hingga lebih dari 90% dari nilai agunan; secara keseluruhan terdapat lebih dari ¥ 100 triliun pinjaman di sektor properti. Seiring dengan meningkatnya investasi di sektor properti, maka jumlah pinjaman bank juga ikut membengkak. Akhirnya pada 1989 perekonomian Jepang memasuki fase gelembung ekonomi bubble economy, dimana harga properti meningkat terlalu tajam, diikuti dengan kenaikan harga saham yang terlampau tinggi over-valued, serta pembangunan infrastruktur pedesaan yang sangat masif. Karena anggaran yang digunakan terlalu besar dan tanpa disertai prinsip kehati-hatian prudence, maka terjadilah bubble economy Statistic Bureau, Ministry of Internal Affairs and Communications. Statistical Handbook of Japan 2016. Pecahnya Gelembung Ekonomi Bubble Burst dan Dekade Yang Hilang awal 1990’an hingga awal 2000’an. Pada periode awal 1990’an hingga awal 2000’an, Jepang mengalami stagnasi perekonomian akibat sistem keuangan yang tidak stabil, serta buruknya kredibilitas sektor perbankan yang memicu terjadinya economic bubble. Hal tersebut ditandai dengan melonjaknya kredit macet perbankan non-performing loan di sektor properti dan merosotnya nilai saham hingga 50% di bursa Tokyo Stock Exchange. Selain itu banyak perusahaan Jepang yang mengalami penurunan kapasitas produksi, peningkatan jumlah utang, serta kelebihan jumlah tenaga kerja. Pecahnya gelembung ekonomi bubble burst membawa perekonomian Jepang masuk kedalam resesi yang berkepanjangan. Untuk men’stabilkan perekonomian, berbagai kebijakan ekonomi diterapkan, misalnya the Bank of Japan bank sentral Jepang melakukan pencetakan mata uang untuk mendorong stabilisasi finansial, sementara pemerintah mengambil kebijakan untuk menekan munculnya kredit macet yang lebih besar. Namun keadaan semakin memburuk akibat terjadinya krisis ekonomi di kawasan Asia pada 1997-1998. Bisa dikatakan bahwa dekade 1990’an merupakan era gelap perekonomian Jepang, atau disebut sebagai sebuah dekade yang hilang the lost decade International Monetary Fund. The Japanese Banking Crisis of the 1990s Sources and Lessons, IMF Working Paper WP/00/7, January 2000. Sebuah studi menyatakan bahwa sampai dengan 1995 saja, perbankan di Jepang memiliki tak kurang dari ¥ 70 triliun penyaluran pinjaman yang tidak produktif bad loans. Sebagai catatan, perbankan Jepang pada saat itu juga memiliki pinjaman internasional senilai lebih dari US$ triliun. Sementara dari 21 bank yang ada ketika itu, 13 diantaranya dinyatakan bangkrut. Studi juga menjelaskan bahwa kurangnya keterbukaan informasi keuangan financial disclosure dan transparansi laporan keuangan, membuat sistem keuangan di Jepang rentan terhadap timbulnya persoalan. Disamping itu, tidak adanya sistem manajemen risiko risk management di sektor perbankan, sistem pengawasan perbankan yang cenderung tertutup, serta kebijakan moneter yang tidak tepat sasasan, diyakini menjadi penyebab awal munculnya bubble economy Schaede, Ulrike. The 1995 Financial Crisis in Japan, Working Paper, February 1996. Era Pemulihan Ekonomi dan Kebijakan Abenomics Three-Arrows Policy awal 2000’an hingga saat ini masih berlangsung. Di masa pemerintahan Perdana Menteri Junichiro Koizumi 2001-2006, pemerintah Jepang melakukan berbagai kebijakan untuk mengatasi persoalan ekonomi, antara lain dengan melakukan reformasi kebijakan makro ekonomi dan restrukturisasi institusi keuangan. Adapun kebijakan ekonomi yang diambil antara lain dengan menghapus kredit macet, mengurangi defisit anggaran, serta melakukan privatisasi perusahaan negara. Namun demikian utang pemerintah government debt pada saat itu masih terlalu besar, mencapai 160% dari total GDP. Pada 2008, bangkrutnya perusahan sekuritas Lehman Brothers berdampak besar pada pasar keuangan dunia, termasuk Jepang. Ketika perekonomian Amerika Serikat mengalami kontraksi, nilai tukar mata uang US$ melemah; hal tersebut mendorong lesu'nya impor produk dari Jepang. Pada gilirannya, ini berdampak pada menurunnya laba di sektor perdagangan ekspor Jepang. Disisi lain, karena mata uang ¥ mengalami apresiasi terhadap US$, maka nilai ¥ tidak lagi kompetitif dalam perdagangan internasional. Ada satu kejadian lagi yang menghambat pemulihan perekonomian Jepang, yakni saat pertengahan Maret 2011 terjadi bencana alam gempa bumi dan tsunami di pantai timur laut Jepang yang disertai dengan bocornya instalasi nuklir. Pada Januari 2013, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe memperkenalkan kebijakan ekonomi yang disebut dengan Three-Arrows Policy, atau lebih dikenal dengan istilah Abenomics. Kebijakan tersebut antara lain berupa kebijakan moneter yang longgar expansionary monetary-policy, diantaranya melalui pemberian qualitative-quantitative easing; kebijakan fiskal yang fleksibel, diantaranya berupa stimulus fiskal dan penetapan tarif pajak; serta reformasi struktural, misalnya pada kebijakan tentang ketenagakerjaan. Pemerintah Jepang mengklaim bahwa penerapan kebijakan Abenomics mampu membawa dampak positif, antara lain berupa peningkatan pertumbuhan GDP nominal sekitar ¥ 37 triliun selama periode 2012-2015, serta penurunan angka pengangguran dari menjadi di periode 2012-2016. Disamping itu kebijakan Abenomics juga telah dilaksanakan secara efektif, terkait dengan restrukturisasi dan reformasi di sektor energi, kesehatan, serta pertanian. Pemerintah Jepang juga secara aktif mengembangkan sektor usaha kecil small-medium enterprises, sektor pariwisata, serta industri jasa Abenomics, March 2017. Perkembangan Terkini Perekonomian Jepang 2017 - . Terkait dengan kemudahan mendirikan dan melakukan usaha kecil dan menengah, catatan Bank Dunia menyebut bahwa Jepang menduduki peringkat ke-34 dari 190 negara yang disurvei. Capaian ini menurun dua peringkat dari tahun sebelumnya; hasil tersebut juga jauh tertinggal dari Hong Kong peringkat ke-4 dan Korea Selatan peringkat ke-5 World Bank, Doing Business 2017, Equal Opportunity for All, Economy Profile 2017 Japan, 2017. Sementara dalam laporannya, the International Monetary Fund IMF memprediksikan pertumbuhan perekonomian Jepang pada 2017 berkisar di angka didukung oleh meningkatnya perdagangan ekspor dan efektivitas kebijakan fiskal dalam negeri. Namun IMF juga mencermati persoalan penurunan populasi di Jepang yang berpotensi negatif terhadap produktivitas perekonomian For Japan’s Economy, Now Is the Time to Step Up Reforms, 31 July 2017. Lebih lanjut, the Organisation for Economic Co-operation and Development OECD menyatakan bahwa sejak diluncurkannya kebijakan Abenomics pada 2013, perekonomian Jepang memperoleh dampak signifikan berupa pertumbuhan ekonomi yang stabil sebesar 1% tiap tahunnya. Sedangkan pada 2017, OECD memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Jepang dikisaran Akan tetapi, permasalahan penduduk yang semakin menurun akan memaksa pemerintah mengeluarkan biaya yang lebih tinggi untuk pemberian stimulus fiskal. Selain itu, penurunan produktivitas akibat berkurangnya jumlah tenaga kerja juga berpotensi menambah rasio utang pemerintah terhadap GDP, dari 68% di 1992 menjadi 219% di 2016. OECD juga menekankan agar pemerintah Jepang meluncurkan strategi revitalisasi terkait dengan reformasi perekonomian, diantaranya dengan meningkatkan kinerja pasar keuangan, mempromosikan lingkungan yang mendukung lahirnya kewirausahaan, melakukan reformasi di sektor perpajakan, meningkatkan inovasi teknologi dan sistem robotik, menciptakan kebijakan untuk mendukung sektor pertanian, serta meningkatkan partisipasi perempuan di dunia kerja the Organisation for Economic Co-operation and Development, Japan Economic Surveys 2017, April 2017. Catatan-catatan diatas menunjukkan bagaimana dinamika perkembangan perekonomian Jepang sejak usai’nya perang dunia kedua hingga saat ini. Selanjutnya, kita masih akan terus melihat perkembangan perekonomian Jepang di waktu-waktu mendatang. ** UPDATE ARTIKEL Jumat, 06 Desember 2019 Menurut data IMF, pertumbuhan ekonomi Jepang pada 2019 diperkirakan mencapai naik dari tahun sebelumnya yang mencapai Namun demikian pertumbuhan tersebut diproyeksikan menyusut hingga menjadi di 2020. Hal ini diakibatkan adanya pengaruh peningkatan pajak konsumsi yang diberlakukan pada Oktober 2019 IMF. World Economic Outlook Global Manufacturing Downturn, Rising Trade Barriers, October 2019. GDP curent-price based Jepang tahun ini mencapai US$ triliun, meningkat dari capaian 2018, US$ triliun. Sedangkan GDP per kapita di 2019 sebesar US$ ribu, naik dari tahun sebelumnya, US$ ribu. Sementara angka inflasi pada dua tahun terakhir terjaga di level IMF DataMapper, dikutip pada Jumat, 06 Desember 2019. Disisi lain, jumlah populasi penduduk Jepang yang tercatat pada 2019 mencapai juta jiwa, atau turun dari tahun sebelumnya, juta jiwa. Hal ini mengindikasikan bahwa problem penuaan ageing yang dialami negara ini masih menjadi masalah serius. Catatan lain menunjukkan bahwa dari upaya pencegahan dan penanggulangan korupsi, Jepang menempati urutan ke-18 dari 180 negara yang menjadi objek penelitian di 2019. Capaian ini membaik 2 tingkat daripada tahun sebelumnya Transparency International. Corruption Perceptions Index 2018, 2019. Untuk daya saing perekonomian, Jepang menduduki peringkat ke-6 secara global dari 141 negara menurut data World Economic Forum, turun 1 tingkat dari capaian 2018 WEF. Global Competitiveness Report 2019, 2019. Sementara dalam kemudahan mendirikan dan menjalankan usaha, Bank Dunia menempatkan Jepang di urutan ke-39 dari 190 negara, turun 5 tingkat dari raihan tahun sebelumnya World Bank. Doing Business 2019 Training for Reform, 2019. Beberapa sumber lain menyatakan jika salah satu faktor penting yang akan mempengaruhi perekonomian Jepang hingga beberapa tahun kedepan adalah munculnya risiko dari ketegangan hubungan antara Amerika Serikat dengan China. Hal ini dimungkinkan berimbas negatif pada Jepang, mengingat kedua negara tersebut adalah mitra utama ekonomi negara ini. Salah satu dampak signifikan berasal dari penurunan di sektor ekspor. Sementara pendapatan sektor rumahtangga diperkirakan masih akan stabil dalam menunjang konsumsi dalam negeri, meskipun ada kenaikan pajak konsumsi. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah yang diyakini mampu meredam dampak negatif kenaikan pajak. Selain itu, diselenggarakannya pesta Olimpiade Musim Panas tahun depan the 2020 Summer Olympic diharapkan mampu mendorong aktivitas perekonomian, sekaligus meningkatkan pendapatan dari sektor konsumsi, pariwisata, serta perhotelan dikutip dari berbagai sumber. Demikian perkembangan perekonomian Jepang hingga saat ini. Kita akan terus mencermati perkembangan berikutnya. *** ARTIKEL TERKAIT Perkembangan Perekonomian Global 2017 bertumbuh dalam ketidakpastian Belajar dari Pengelolaan Sampah di Jepang Perkembangan Ekonomi Asia 2016 dan Prospek Perekonomian Asia 2017 Perekonomian di Sektor Pertanian, Sistem Pertanian di Jepang
Pembentukanmodal meningkatkan ketersediaan modal per pekerja, yang selanjutnya meningkatkan rasio modal / tenaga kerja. Akibatnya, produktivitas tenaga kerja meningkat, yang akhirnya menghasilkan peningkatan output dan pertumbuhan ekonomi. 4. Pengembangan Teknologi.
Perekonomian Negara Jepang - Jepang adalah negara yang memilikitingkat pertumbuhan ekonomi yang luarbiasa. Ekonominya tumbuh sejak abad ke-20, khususnya setelah Perang Dunia Jepang menjadi negara dengankekuatan ekonomi besar kedua di duniasetelah Amerika Serikat. Sektor-sektor ekonomi negara Jepangadalah sebagai berikut. Perindustrian Jepangmerupakan negaramaju dalamsektor industri. Daerah-daerah industri terpenting diJepang adalah sebagai berikut a Daerah industri Keihin di DataranKwanto terletak di sekitar Teluk ini terdapat industri baja,mobil, galangan kapal, alat listrik,elektronik, tekstil, kimia, kamera,penyulingan minyak, kertas, danpercetakan. Kota industrinya ialahTokyo, Yokohama, dan Kawasaki. b Daerah industri Hanshin di DataranKinki sekitar Teluk Osaka. Kota-kotaindustrinya adalah - Osaka industri tekstil terbesar. - Kyoto industri kerajinan tangan,mainan anak-anak, dan industrisutra. - Kobe industrimobil, galangankapal, besi baja,mesin, penyulinganminyak, kimia, dan alat-alat listrik. c Daerah industri Chukyo terletak di Dataran Nobi sekitar TelukIse. Daerah industri ini meliputi - Nagoya industri pesawat terbang, elektronika, lokomotif, dankereta api. - Hamamatsu industri alat-alat musik. d Daerah industri Kitakyushu terletak di bagian utara PulauKyushu. Daerah industri inimeliputi kota - Yatawa industri besi baja terbesar. - Nagasaki industri galangan kapal. Perikanan Jepang merupakan negara penghasil ikan yang cukup besar didunia. Hasil-hasil perikanan ialah ikan haring, salmon, sardin, kerang,mutiara, tuna, hiu, dan paus. Selain itu juga dihasilkan rumput laut. Pertanian Pertanian di Jepang sangat maju, walaupun lahan pertaniannyahanya 16% dari luas pertaniannya berupa padi, gandum, kentang, kacang, kedelai,teh, dan murbei. Sayur-sayurannya berupa lobak, kol, ketimun, tomat,wortel, bayam, dan selada. Sedangkan buah-buahan yang banyakditanam adalah jeruk dan pertanian yang diekspor ialahteh hijau, tembakau, dan gula. Pertambangan Hasil pertambangan negara Jepang tidak begitu banyak, sehinggamasih harus mengimpor dari negara lain. Hasil tambang Jepang adalahsebagai berikut a Bijih besi di Pulau Honshu b Batu bara di Pulau Hokkaido, Honshu, dan Kyushu c Minyak bumi di Pulau Honshu dan Hokkaido. Sekian mengenai Perekonomian Negara Jepang, semoga ini dapat bermanfaat.
Latihansoal pilihan ganda Interaksi Antarnegara Asia - IPS SMP Kelas 9 dan kunci jawaban. Puncak tertinggi di benua Asia mencapai 8.848 m adalah . Kalian mungkin sering mendengar istilah benua, apakah yang dimaksud dengan benua? B. benua merupaka massa daratan yang memiliki ciri atau karakteristik tertentu.
Jakarta, CNBC Indonesia - Dua raksasa ekonomi dunia yang berbeda benua, Jepang dan Jerman, sama-sama mencatatkan pertumbuhan negatif untuk produk domestik bruto PDB di kuartal ketiga. Penyebabnya serupa pelemahan konsumsi dan tekanan perang dagang perekonomian terbesar kedua di Asia dan ketiga di dunia, terkontraksi di periode Juli-September tahun ini akibat serangkaian bencana alam yang melanda negara kepulauan itu dan penurunan ekspor. Sebab yang terakhir itu menjadi tanda mengkhawatirkan bahwa perang dagang global telah mulai menekan permintaan luar Negeri Sakura di kuartal ketiga tahun ini terkontraksi 0,3% dibandingkan kuartal sebelumnya. Ini merupakan pembalikan dari pertumbuhan 0,8% pada kuartal April-Juni, menurut Kantor Kabinet pemerintah, yang dikutip AFP. Melemahnya konsumsi rumah tangga menjadi alasan utama negatifnya pertumbuhan ekonomi Jepang setelah badai topan, gempa bumi, dan banjir besar menghentikan aktivitas manufaktur dan mengganggu belanja Gempa Bumi Jepang Kyodo/via REUTERSPara ekonom yakin dampak bencana ini terhadap perekonomian hanyalah sementara. Yang lebih mencemaskan mereka adalah penurunan luar negeri atau ekspor yang dikurangi impor menghapus 0,1 poin persentase dari PDB. Data menunjukkan ekspor anjlok 1,8% secara kuartalan, penurunan tercepat dalam lebih dari tiga tahun terakhir, Reuters Jepang diperkirakan akan dapat kembali membukukan pertumbuhan di kurtal keempat tahun ini namun jatuhnya ekspor mengindikasikan pemulihan ini akan terganggu oleh perseteruan perdagangan global."Perekonomian Jepang diperkirakan pulih didorong utamanya oleh permintaan dalam negeri," kata Menteri Ekonomi Jepang Toshimitsu Motegi dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah data itu diumumkan, tulis infografis/Musuh-musuh Perang Dagang Trump/Aristya Rahadian Krisabella"Ekspor terkait informasi dan teknologi ke Asia telah melambat jadi kita perlu berhati-hati akan dampak perseteruan perdagangan dan proyeksi pertumbuhan China terhadap ekonomi Jepang," serupa dialami oleh Jerman, perekonomian terbesar di Eropa yang mengalami pertumbuhan negatif untuk kali pertama sejak dagang global dan masalah di industri otomotif membuat ekspor yang merupakan sektor pendorong pertumbuhan ekonomi Jerman turun 0,2% secara kuartalan, menurut data Kantor Statistik Federal hari Kementerian Ekonomi mengatakan penurunan ini akan berbalik arah di kuartal terakhir tahun ini. Perlambatan di kuartal ketiga, menurut kementerian, hanyalah sementara karena berbagai pabrikan mobil berjuang untuk menyesuaikan diri dengan standar polusi baru yang bernama WLTP, dilansir dari Reuters."Kontraksi sebesar 0,2% bukanlah sebuah bencana," kata Menteri Ekonomi Peter Altmaier di terkait dampak perang dagang global dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit sedang berkembang dalam perekonomian Jerman yang telah tumbuh dalam sembilan tahun kecemasan mengenai kebijakan dagang Presiden AS Donald Trump yang keras, perusahaan-perusahaan Jerman juga khawatir tentang ketidakstabilan dalam negeri di mana koalisi Kanselir Angela Merkel hampir runtuh dua kali."Kinerja ekspor yang buruk, meskipun euro melemah, mengindikasikan ketegangan perdagangan dan pelemahan di pasar negara berkembang dalam terus membebani kinerja pertumbuhan Jerman," kata ekonom ING Carsten Brzeski. Artikel Selanjutnya Konsumsi & Ekspor Melambat, Ekonomi Jerman Menyusut roy
Berikutini faktor pendukung majunya industri di Jepang antara lain : Mempunyai modal yang besar. Memiliki pemasaran yang luas dari dalam dan luar negeri. Pendapatan perkatinya tinggi. Mempunyai tenaga ahli yang terampil. Penduduknya memiliki kemauan yang keras dan berdisiplin tinggi. Memiliki pelabuhan yang banyak sehingga memudahkan untuk
– Pada arrikel ini, Kami akan memberikan penjelasan serta jawaban terkait pertanyaan yang bukan faktor pengaruh krisis ekonomi global adalah yang dapat Kamu simak dibawah Anda pernah bertanya-tanya apa saja faktor yang mempengaruhi terjadinya krisis ekonomi global? Bagaimana faktor-faktor tersebut dapat memengaruhi kondisi ekonomi suatu negara?Dalam situasi krisis ekonomi global, berbagai faktor dapat mempengaruhi kondisi ekonomi suatu negara, seperti kemiskinan, keterbelakangan, pengangguran, dan keterpurukan faktor apa yang sebenarnya bukan menjadi pengaruh dalam terjadinya krisis ekonomi global? Simak pembahasan lengkapnya pada artikel berikut mari kita cari tahu!A. Kemandirian kerja B. Kemiskinan C. Keterbelakangan D. Pengangguran E. Keterpurukan hidupJawabanPages 1 2
Ekonominyasangat efisien dan bersaing dalam area yang berhubungan ke perdagangan internasional, tetapi produktivitas lebih rendah di bidang agriklutur, distribusi, dan pelayanan . Setelah mencapai pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia dari 1960-an ke 1980-an, ekonomi Jepang merosot secara drastis pada awal 1990-an, ketika "ekonomi gelembung
Harmoni/Diupdate Agustus 22, 2021Sebagai warga negara yang baik, setiap orang perlu mendukung faktor pembangunan ekonomi agar berjalan lancar. Bila sektor ekonomi berkembang pesat, maka pertumbuhan taraf hidup masyarakat juga semakin bagus. Karena itu, sudah sepatutnya perlu memahami dulu tentang pengertian faktor pembangunan ekonomi, beserta contoh, dan terdiri dari apa saja faktor pembangunan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan produksi barang dan jasa di sektor ekonomi dibandingkan dari satu periode waktu ke periode to Tweet Dikutip dari tulisan karya Joko Untoro, “Ekonomi Makro” 2010, faktor pembangunan ekonomi ada beberapa hal. Apabila masyarakat dalam suatu sistem ekonomi mendukung faktor pembangunan ekonomi, maka kemakmuran negara juga akan bertambah untuk jangka panjang. Hal ini dipengaruhi oleh barang dan jasa yang dihasilkan turut mengalami kenaikan. Apa Saja Faktor Pembangunan Ekonomi?SDM Sumber Daya ManusiaSDA Sumber Daya AlamTeknologi dan PengetahuanBudayaModal Atau PendanaanTata Kelola Pembukuan Modern Dan Faktor Pembangunan Ekonomi Apa Saja Faktor Pembangunan Ekonomi? Meskipun banyak permasalahan ekonomi, pemerintah berupaya keras untuk meningkatkan sektor ekonomi untuk membantu masyarakatnya. Sebelum mengetahui terdiri dari apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, sebaiknya pahami dulu teori pengertian pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan produksi barang dan jasa di sektor ekonomi dibandingkan dari satu periode waktu ke periode lainnya. Menurut Ratta Rapanna, dkk, dalam buku “Ekonomi Pembangunan” 2017, pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi ada beberapa macam, di antaranya SDM Sumber Daya Manusia Kualitas sumber daya manusia sangat berperan dalam faktor ekonomi. Memang tak bisa dipungkiri, banyak yang berasumsi kalau tenaga kerja dari luar negeri, lebih kompeten dibandingkan tenaga kerja domestik. Namun, Indonesia semakin berkembang pesat. Tenaga kerja dalam negeri juga tak kalah berkualitas dan berdaya saing. Selain itu, SDM di berbagai perusahaan juga semakin didukung pelatihan, seminar, workshop, dan sertifikasi untuk mendukung faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi tersebut. SDA Sumber Daya Alam Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang sangat luar biasa. Mulai dari pertambangan, air bersih berlimpah, kelautan, pertanian, perkebunan, kehutanan, dan masih banyak lagi. Sumber Daya Alam di Indonesia sangat mendukung faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Bahkan, bahan baku dari sumber daya alam yang berlimpah juga bisa dimanfaatkan dengan optimal. Teknologi dan Pengetahuan Seiring perkembangan zaman, ilmuwan dan teknologi di Indonesia semakin bertambah. Hal ini mendukung sektor ekonomi dan faktor pembangunan ekonomi. Mengapa begitu? Sebab, dengan adanya teknologi dan pengetahuan, pekerjaan yang semula masih memakai campur tangan manusia, sudah bisa digantikan robot atau mesin yang otomatis. Sehingga, produk dan barang yang dihasilkan bisa semakin cepat dan banyak. Aktivitas yang menjadi salah satu faktor pembangunan ekonomi inilah yang mempercepat pertumbuhan ekonomi. Budaya Salah satu faktor pembangunan ekonomi lainnya adalah budaya. Apabila suatu masyarakat sudah terbiasa menerapkan kedisiplinan, etos kerja tinggi, dan budaya saling mendukung, pastinya banyak aktivitas sektor ekonomi yang berdampak. Contoh faktor ekonomi di bidang budaya ini, misalnya masyarakat Jepang yang terkenal disiplin dan pekerja keras. Secara otomatis, juga turut mempengaruhi sektor ekonomi bangsa, karena ada andil sumber daya manusia dengan budaya kerja tinggi. Modal Atau Pendanaan Banyak hal yang bisa dilakukan jika terdapat modal usaha atau pendanaan. Untuk mengelola sumber daya alam, sumber daya manusia, dan teknologi, dibutuhkan modal atau pendanaan yang cukup besar. Maka itu, modal usaha termasuk dalam salah satu faktor pertumbuhan ekonomi yang perlu dipersiapkan. Contoh faktor ekonomi dari segi modal usaha, adalah produk pendanaan dari bank atau lembaga keuangan yang dipinjamkan kepada masyarakat atau wirausaha. [elementor-template id="26379"] Tata Kelola Pembukuan Modern Dan Faktor Pembangunan Ekonomi Nah, bagaimana penjelasan tentang faktor pembangunan ekonomi di atas? Semoga bisa dipahami dengan mudah, ya. Untuk mendukung faktor pembangunan ekonomi, dibutuhkan juga pengelolaan keuangan dan manajemen pembukuan yang sistematis, rapi, serta real time di era digitalisasi. Pembukuan usaha yang otomatis dan akurat, akan mendukung faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi usaha Anda. Termasuk pengelolaan hutang-piutang, manajemen stok/ persediaan, penjualan, modal usaha/ pendanaan, hingga urusan investasi atau aset usaha. Begitu penting pembukuan anggaran usaha sebab berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi bisnis dan kepatuhan hukum. Para pelaku UMKM tidak perlu bingung membuat pembukuan usaha, percayakan pada Software Akuntansi Online dari Harmony. Software Akuntansi Harmony adalah solusi praktis dan modern pembukuan usaha yang bisa diandalkan dan sudah diakui ribuan klien di tanah air. Cukup klik tautan ini untuk membuktikan kecanggihan fitur Software Akuntansi secara GRATIS dalam 30 hari. Ayo, update juga insight Anda setiap hari dengan info menarik seputar finansial, follow Instagram, LinkedIn, dan Facebook Harmony hari ini. Pembukuan Lebih Mudah!Coba Gratis 30 Hari dan Rasakan Perbedaannya!COBA GRATIS HarmoniHarmony menyajikan artikel seputar bisnis, keuangan, perpajakan dan finansial untuk membantu para pemilik usaha kecil. Dapatkan cara mudah membereskan keuangan usaha Anda menggunakan Harmony dan coba gratis 30 Social Media KamiDapatkan konten terbaru dari HarmonyArtikel Populer Lainnya
dibawahini adalah faktor pendorong perekonomian jepang berkembang pesat kecuali . A. kekayaan SDA yang melimpah B. SDM berkualitas C. menguasai pasar dunia D. penduduk keturunan . Latihan Soal Online - Semua Soal
– Pada kesempatan kali ini, Kami akan memberikan jawaban soal terkait pertanyaan dibawah ini adalah faktor pendorong perekonomian jepang berkembang pesat kecuali berikut Jepang dikenal sebagai salah satu perekonomian terbesar di dunia dan telah mencapai pertumbuhan yang pesat selama beberapa dekade apakah Anda tahu faktor-faktor apa saja yang mendorong pertumbuhan ekonomi Jepang yang pesat?Jawabannya mungkin tidak selalu sederhana, karena ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan ekonomi dalam postingan blog kali ini, kita akan membahas faktor-faktor pendorong utama yang telah membantu perekonomian Jepang berkembang hanya itu, kita juga akan membahas salah satu faktor yang bukan merupakan pendorong utama tersebut dan menjelaskan mengapa faktor tersebut tidak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi simak ulasan lengkapnya!A. Kekayaan SDA yang melimpah B. SDM berkualitas C. Menguasai pasar dunia D. Penduduk keturunan AinuJawabanPages 1 2
8860wAt. 3qsbyo2ih4.pages.dev/1233qsbyo2ih4.pages.dev/2893qsbyo2ih4.pages.dev/2883qsbyo2ih4.pages.dev/3863qsbyo2ih4.pages.dev/3723qsbyo2ih4.pages.dev/2003qsbyo2ih4.pages.dev/3593qsbyo2ih4.pages.dev/2983qsbyo2ih4.pages.dev/355
dibawah ini adalah faktor pendorong perekonomian jepang berkembang pesat kecuali