The needs of Indonesian people for places to live and work keeps increasing along with the improvement of its population growth. Unfortunately, the areas for developing buildings get decreasing. One of solution for overcoming this problem is by conducting vertical development such as building an apartment. Many apartments with various innovations have been developed by developers to attract consumers such as the existence of swimming pool on the top of building. However, this sort of vertical development plan is very prone to earthquake as Indonesia has high potential of it. This research analyzed the structural behavior of buildings with and without swimming pool. In addition, it analyzed the need of reinforcement for apartment building structure with swimming pool on the top of building toward the seismic load based on SNI 17262019. The analysis of seismic load employed spectrum response method. Meanwhile, the need of reinforcement was analyzed based on the plan of dual system by combining Special Moment Resisting Frame System and Special Structural Wall System. The control upon the structural behavior involved the provision of greater drift and period of building structure with swimming pool than without it. The results of research demonstrated that the need of reinforcement for both floor plate thicknesses was Ø10-100. The needs of beam reinforcement in the dimension 350/500 were 5D19 for pedestal area and 3D19 for ground area. Besides, column 750/750 required reinforcement 28D32, whereas the area of beam-column connections necessitated reinforcement 3 feet Ø16-100. The shear wall in 350 mm thick needed 2 rows reinforcement of 28D36. The wall of swimming pool planned in 150 mm thick required reinforcement Ø10-100. Furthermore, the plate for swimming pool base in 200 mm thick demanded reinforcement of Ø10-50 for pedestal area and Ø10-100 for ground area. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Analisis Perhitungan Struktur Bangunan Tahan Gempa dengan Kolam Renang Berdasarkan SNI 17262019 Heri Istiono1*, Letisia Khoe1 1Program Studi Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Email heriistiono Abstract The needs of Indonesian people for places to live and work keeps increasing along with the improvement of its population growth. Unfortunately, the areas for developing buildings get decreasing. One of solution for overcoming this problem is by conducting vertical development such as building an apartment. Many apartments with various innovations have been developed by developers to attract consumers such as the existence of swimming pool on the top of building. However, this sort of vertical development plan is very prone to earthquake as Indonesia has high potential of it. This research analyzed the structural behavior of buildings with and without swimming pool. In addition, it analyzed the need of reinforcement for apartment building structure with swimming pool on the top of building toward the seismic load based on SNI 17262019. The analysis of seismic load employed spectrum response method. The needs of beam reinforcement in the dimension 350/500 were 5D19 for pedestal area and 3D19 for ground area. Besides, column 750/750 required reinforcement 28D32, whereas the area of beam-column connections necessitated reinforcement 3 feet Ø16-100. The shear wall in 350 mm thick needed 2 rows reinforcement of 28D36. The wall of swimming pool planned in 150 mm thick required reinforcement Ø10-100. Furthermore, the plate for swimming pool base in 200 mm thick demanded reinforcement of Ø10-50 for pedestal area and Ø10-100 for ground area. Keywords Structural Behavior Control, Structural Calculation, Dual System, Special Moment Resisting Frame System, Special Structural Wall System. Abstrak Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk di Indonesia, kebutuhan akan tempat tinggal maupun tempat bekerja pun meningkat. Akan tetapi, luas lahan pembangunan semakin menurun. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah pembangunan yang dilakukan secara vertikal, seperti apartemen. Semakin banyak pembangunan apartemen yang dilakukan oleh berbagai developer menghasilkan banyak inovasi untuk menarik perhatian konsumen, seperti kolam renang pada atap bangunan. Namun, perencanaan bangunan vertikal seperti itu rawan terhadap gempa bumi. Indonesia memiliki potensi gempa yang tinggi. Pada penelitian ini dianalisis perilaku struktur bangunan dengan kolam renang dan tanpa kolam renang, serta kebutuhan tulangan struktur gedung apartemen dengan kolam renang di atap bangunan terhadap beban gempa berdasarkan SNI 17262019. Analisis beban gempa menggunakan metode respon spektrum. Kebutuhan tulangan balok dengan dimensi 350/500, yaitu 5D19 pada daerah tumpuan dan 3D19 pada daerah lapangan. Kolom 750/750 membutuhkan tulangan sebanyak 28D32. Daerah hubungan balok kolom membutuhkan tulangan 3 kaki Ø16-100. Dinding geser dengan tebal 350 mm membutuhkan tulangan sebanyak 2 baris 28D36-175. Dinding kolam renang direncanakan dengan tebal 150 mm membutuhkan tulangan Ø10-100. Sedangkan, pelat dasar kolam renang dengan tebal 200 mm membutuhkan tulangan Ø10-50 untuk daerah tumpuan dan Ø10-100 untuk daerah lapangan. Kata kunci Kontrol Perilaku Struktur, Perhitungan Struktur, Sistem Ganda, Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus, Sistem Dinding Struktural Khusus. 146 Jurnal Teknik Sipil, Vol 1, No 2, November 2020 145–150 1. Pendahuluan Ketersediaan lahan diberbagai daerah di Indonesia semakin habis, terutama di kota-kota besar yang padat penduduk, seperti Surabaya. Banyaknya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan lahan pembangunan sebagai tempat tinggal, bekerja dan sebagainya semakin meningka. Solusi mengatasi permasalahan yang terjadi adalah pembangunan yang dilakukan secara vertikal, seperti apartemen, perkantoran dan sebagainya. Apartemen merupakan bangunan tinggi dengan bentuk fisik yang langsing dan tinggi yang mana beban lateral, dalam hal ini adalah beban gempa sangat mempengaruhi struktur bangunan tersebut. Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi gempa bumi yang tinggi karena terletak pada pertemuan lempeng-lempeng dunia. Gempa yang terjadi di Indonesia banyak memakan korban jiwa dan dapat menimbulkan bencana alam lainnya, seperti tsunami. Umumnya digunakan struktur bangunan yang beraturan untuk bangunan tinggi karena dinilai lebih aman ketika beban gempa bekerja pada struktur bangunan [1]. Hal tersebut menyebabkan bentuk fisik apartemen antara satu dengan yang lainnya relatif sama. Oleh sebab itu, developer property dapat menambahkan fasilitas-fasilitas umum, seperti kolam renang yang terletak pada atap bangunan untuk menambahkan nilai jual apartemen tersebut. Keberadaan kolam renang tersebut mengakibatkan massa yang besar pada struktur bangunan. Besarnya massa tambahan pada struktur bangunan mengakibatkan semakin besar beban inersia yang timbul saat gempa terjadi [2]. Adanya kolam renang juga menyebabkan displacement, simpangan antar lantai dan periode yang terjadi lebih besar [3]. Dalam penelitian menggunakan apartemen One Galaxy Surabaya sebagai referensi bangunan apartemen dengan kolam renang yang terletak pada posisi teratas bangunan. Analisis akan dilakukan terhadap struktur bangunan dengan dan tanpa kolam renang untuk mengetahui perbandingan kontrol struktur bangunan yang dihasilkan. Perhitungan struktur dilakukan pada struktur dengan kolam renang. 2. Metode Metode yang digunakan adalah pengumpulan data-data bangunan yang diperlukan untuk penelitian, seperti sistem yang digunakan, spesifikasi material yang digunakan, pembebanan, persyaratan gedung tahan gempa dan perhitungan struktur bangunan. Perencanaan struktur bangunan dapat dilihat pada diagram alir pada gambar 1. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian Istiono, Analisis Perhitungan Struktur Bangunan Tahan Gempa dengan Kolam Renang Berdasarkan SNI 17262019 147 3. Hasil dan Pembahasan Pembebanan Dalam penelitian ini pembebanan direncanakan dalam 2 kondisi, yaitu kondisi dengan kolam renang dan tanpa kolam renang seperti pada tabel 1. Tabel 1. Pembebanan Gravitasi Struktur dengan Kolam Renang Struktur Tanpa Kolam Renang Penggantung langit-langit kN/m2 Mekanikal elektrikal kN/m2 Beban gempa akan dianalisis menggunakan analisis respon spektrum berdasarkan SNI 17262019. Dari analisis tersebut, diperoleh nilai parameter-parameter yang dibutuhkan. Tabel 2. Analisis Respon Spektrum Percepatan gempa periode pendek 0,2 detik Percepatan gempa periode 1 detik Faktor amplifikasi getaran periode pendek 0,2 detik Faktor amplifikasi getaran periode 1 detik Percepatan respon spektral periode pendek 0,2 detik Percepatan respon spektral periode 1 detik Desain percepatan spektral periode pendek 0,2 detik Desain percepatan spektral periode 1 detik 148 Jurnal Teknik Sipil, Vol 1, No 2, November 2020 145–150 Preliminary Design Bagian struktural pada kedua struktur bangunan memiliki dimensi rencana yang sama. Dimensi awal balok tergantung pada posisi balok tersebut. Posisi balok ada dua, yaitu satu ujung menerus dan dua ujung menerus. Dimensi balok yang digunakan adalah 350/500 untuk semua balok pada kedua bangunan. Akan tetapi, pada balok yang menjadi tumpuan kolam renang, dimensi yang digunakan adalah 600/900. Pelat lantai yang direncanakan termasuk kategori pelat lantai dua arah karena ly/lx < 2. Tebal pelat lantai yang digunakan ada dua, yaitu 120 mm pada lantai 1-19 dan 200 mm pada lantai 20. Dimensi kolom dapat ditentukan dari perhitungan beban-beban gravitasi yang membebani kolom tiap lantai. Sehingga, kolom direncanakan memiliki dimensi yang berbeda setiap 5 lantai, yaitu 750/750 untuk lantai 1-5, 700/700 untuk lantai 6-10, 650/650 untuk lantai 11-15, dan 600/600 untuk lantai 16-20. Tebal dinding geser diperoleh antara dua nilai yang terbesar ditambahkan dengan tebal selimut beton. Jadi, tebal dinding geser yang digunakan adalah 350 mm. Sedangkan, dimensi kolam renang yang direncanakan untuk dinding memiliki ketebalan 150 mm dan pelat dasar 200 mm. Kontrol Perilaku Struktur Setelah pembebanan dan preliminary design telah selesai perhitungkan, maka data-data tersebut dapat dimodelkan menggunakan program bantuan, yaitu ETABS versi 17. Dari hasil analisis struktur yang dilakukan ETABS, dilakukan kontrol perilaku struktur bangunan tinggi yang ditetapkan. Dari kedua struktur yang dimodelkan, struktur tanpa kolam renang lebih lentur dibandingkan dengan struktur dengan kolam renang. Hal tersebut dilihat dari nilai periode struktur dengan kolam renang sebesar 2,99 detik. Sedangkan, struktur tanpa kolam sebesar 3,24 detik. Displacement yang terjadi pada struktur dengan kolam renang sebesar 92,83 mm. Sedangkan, struktur tanpa kolam renang sebesar 106,15 mm. Dari data yang telah diperoleh diketahui bahwa struktur dengan kolam renang menyebabkan perpindahan yang terjadi lebih kecil. Dalam hal ini, kolam renang selain menjadi beban tambahan yang besar sekaligus membantu struktur untuk tidak terlalu mengalami perpindahan ketika beban gempa bekerja. Perhitungan Struktur Perhitungan struktur dilakukan hanya pada struktur dengan kolam renang. Dari analisis struktur yang telah dilakukan dan dikontrol, maka diperoleh gaya dalam yang bekerja pada bagian struktural bangunan ketika beban gempa terjadi. Perhitungan menggunakan metode sistem rangka pemikul momen khusus dan sistem dinding struktural khusus berdasarkan SNI 28472013. Perhitungan kebutuhan tulangan pelat lantai menggunakan metode koefisien momen. Sehingga, diperoleh kebutuhan tulangan untuk masing-masing daerah pelat lantai kedua pelat lantai. Istiono, Analisis Perhitungan Struktur Bangunan Tahan Gempa dengan Kolam Renang Berdasarkan SNI 17262019 149 Tabel 3. Kebutuhan Tulangan Pelat Lantai Perhitungan kebutuhan tulangan balok 350/500 dibedakan setiap 5 lantai. Perhitungan ini. Sehingga, kebutuhan tulangan balok diperoleh sebagai berikut. Tabel 4. Kebutuhan Tulangan Balok Perhitungan kebutuhan tulangan pada kolom dibedakan setiap 5 lantai. Sehingga, diperoleh kebutuhan tulangan kolom sebagai berikut. Kebutuhan tulangan pada dinding geser adalah 2 bari 24D26. Sedangkan, untuk tulangan transversal digunakan tulangan 2Ø16-250. Kebutuhan tulangan struktur kolam renang untuk pelat dasarnya adalah Ø10-100 untuk daerah lapangan dan Ø10-50 untuk daerah tumpuan. Sedangkan, pada dinding kolam dibutuhkan tulangan Ø10-100 untuk daerah tumpuan dan Ø8-200 untuk daerah lapangan. 150 Jurnal Teknik Sipil, Vol 1, No 2, November 2020 145–150 4. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa struktur dengan kolam renang lebih kaku dibandingkan dengan struktur tanpa kolam renang. Ketika beban gempa bekerja pada struktur, kolam renang dapat membantu struktur dalam menerima beban tersebut. Hal ini dapat dilihat dari nilai perpindahan yang lebih kecil dibandingkan dengan struktur tanpa kolam renang. Dengan adanya kolam renang pada atap bangunan menyebabkan gaya dalam yang terbesar terjadi pada struktur balok bagian atas. Hal tersebut dapat dilihat dari tulangan balok yang dibutuhkan pada masing-masing lantai yang meningkat seiring dengan bertambahnya lantai. Dimensi balok yang ditumpu kolam renang juga memiliki dimensi yang besar, beserta tulangannya. Referensi [1] Tavio dan Usman Wijaya. 2018. Desain Rekayasa Gempa Berbasis Kinerja. Yogyakarta Penerbit Andi. [2] Imran, Iswandi dan Fajar Hendrik. 2016. Perencanaan Lanjut Struktur Beton Bertulang. Bandung ITB press. [3] Palit, Heronica Imanuel dkk. 2019. Analisa Bangunan Bertingkat dengan Kolam Renang Akibat Gempa. Jurnal Sipil Statik, Vol 7 6 743 – 748. [4] Rumimper, Berny Andreas Engelbert dkk. 2013. Perhitungan Inter Story Drift pada Bangunan tanpa Set-back dan dengan Set-back Akibat Gempa. Jurnal Sipil Statik, Vol 1 6 408 – 414. [5] Bayyinah, Dilla Ayu Laila Nurul dan Faimun. 2017. Studi Perbandingan Analisis Respon Spektra dan Time History untuk Desain Gedung. Jurnal Teknik ITS Vol. 6, C33 – C38. ... Meningkatnya perkembangan pada tempat wisata di Indonesia, harusnya diimbangi juga dengan berkembangnya sarana prasarana khususnya dalam jasa property, yaitu tempat penginapan seperti hotel, vila. Untuk menunjang pembangunan Hotel ini diperlukan perencanaan struktur yang merupakan unsur penting dalam pembangunan yang tentunya mengikuti peraturan yang berlaku saat ini [7] [12]. Tetapi, mengingat di Indonesia merupakan negara yang sangat berpotensi mengalami gempa, karena berada di wilayah jalur gempa pasifik dan jalur gempa asia Untuk membangun struktur yang kuat menahan gempa, pembangunan Hotel Nukila Ternate dirancang dengan menggunakan struktur baja [1] [11]. ...Heri IstionoDwi Cahyani PutriIndonesia merupakan negara yang berpotensi mengalami gempa, untuk pembangunan hotel ini diperlukan perencanaan struktur yang kuat dan ekonomis. Material baja adalah salah satu bahan konstruksi yang memiliki keunggulan dibandingkan dengan material konstruksi lainnya, struktur baja castellated beam menjadi pilihan untuk membangun Hotel Nukila. Pada tahun 2019 telah terjadi Gempa bumi bermagnitudo 7,1 mengguncang Kota Ternate. Pada saat proses pembangunan hotel ini, telah terjadi torsi ketika dilakukan erection. Maka dari itu, perlu dilakukan evaluasi pada perencanaan struktur yaitu berupa evaluasi kinerja dan kapasitas struktur dengan menggunakan metode statistik non-linier. Hasil dari analisis tersebut menunjukkan bahwa kontrol perilaku struktur didapatkan nilai partisi massa 93,80% pada sumbu X dan 92,80% yaitu pada sumbu Y, pada modal ke 14. Pada sumbu X dapat menahan gaya geser dasar sebesar 73,15% dan 72,59%, untuk sumbu Y. Untuk semua struktur castellated beam termasuk kedalam penampang kompak sehingga kekuatan rencana pada balok mampu menahan kekuatan geser ultimate sebesar 114240 Kolom komposite juga termasuk kedalam penampang kompak dan kekuatan rencana kolom didaptkan 9832,84 kN yang artinya mampu menahan kuat tekan aksial sebesar 9809,28 kN. Hasil evaluasi juga menunjukkan bahwa kinerja dari struktur bangunan tersebut termasuk kedalam kategori Immediate Occupancy untuk sumbu X dan Life Safety untuk sumbu Rekayasa Gempa Berbasis KinerjaTavio Dan Usman WijayaTavio dan Usman Wijaya. 2018. Desain Rekayasa Gempa Berbasis Kinerja. Yogyakarta Penerbit Lanjut Struktur Beton BertulangIswandi ImranDan FajarHendrikImran, Iswandi dan Fajar Hendrik. 2016. Perencanaan Lanjut Struktur Beton Bertulang. Bandung ITB Bangunan Bertingkat dengan Kolam Renang Akibat GempaPalitPalit, Heronica Imanuel dkk. 2019. Analisa Bangunan Bertingkat dengan Kolam Renang Akibat Gempa. Jurnal Sipil Statik, Vol 7 6 743 Inter Story Drift pada Bangunan tanpa Set-back dan dengan Set-back Akibat GempaBerny Andreas RumimperEngelbert DkkRumimper, Berny Andreas Engelbert dkk. 2013. Perhitungan Inter Story Drift pada Bangunan tanpa Set-back dan dengan Set-back Akibat Gempa. Jurnal Sipil Statik, Vol 1 6 408 -414.
Bajamerupakan alternative bahan bangunan tahan gempa yang sangat baik, karena jika dibandingkan dengan struktur beton, baja dinilai memiliki sifat 2.5 Analisa Pembebanan Struktur baja harus mampu menahan semua beban kombinasi berdasarkan peraturan SNI-1727-2012 yang berlaku tentang beban minimum perencanaanIstiono Analisis Perhitungan Struktur Bangunan Tahan Gempa dengan Kolam Renang Berdasarkan SNI 1726:2019 148 ISSN (Online) 2747-0733 3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Pembebanan Dalam penelitian ini pembebanan direncanakan dalam 2 kondisi, yaitu kondisi dengan kolam renang dan tanpa kolam renang seperti pada tabel 1. Tabel 1.